+62 813-9766-8727
Pesonabukitlawang5@gmail.com
Bukit Lawang, Sumatera Utara
blog-img
03/11/2024

Binturong (Arctictis binturong)

Rudi Prastia | Fauna

Binturong (Arctictis binturong), juga dikenal sebagai beruang kucing, adalah salah satu hewan yang dapat ditemukan di kawasan Bukit Lawang, yang merupakan bagian dari Taman Nasional Gunung Leuser, Sumatra Utara. Binturong adalah spesies mamalia yang unik dan jarang terlihat, menjadikannya salah satu hewan yang menarik perhatian bagi para pengamat satwa liar di hutan tropis Sumatra.

Mengenal Binturong

  • Penampilan:

Binturong memiliki penampilan yang khas, dengan tubuh yang berotot dan bulu tebal berwarna hitam atau abu-abu gelap. Mereka juga memiliki ekor yang panjang dan prehensil (bisa digunakan untuk memegang), mirip dengan monyet, yang membantu mereka bergerak di antara pepohonan.

  • Ukuran:

Binturong berukuran sedang hingga besar, dengan panjang tubuh sekitar 60-95 cm, ditambah ekor yang panjangnya bisa mencapai 50-90 cm. Beratnya berkisar antara 9 hingga 20 kilogram.

  • Bau yang Unik:

Salah satu ciri unik Binturong adalah bau tubuh mereka yang mirip dengan popcorn mentega. Bau ini berasal dari kelenjar yang ada di bawah ekornya, yang digunakan untuk menandai wilayahnya.

 

Habitat dan Perilaku

  • Habitat:

Binturong biasanya hidup di hutan hujan tropis seperti yang ada di Bukit Lawang. Mereka adalah hewan arboreal (menghabiskan sebagian besar waktu di atas pohon) dan sering kali aktif di malam hari (nokturnal), meskipun kadang-kadang mereka juga aktif di siang hari.

  • Perilaku:

Binturong cenderung bersifat soliter, tetapi mereka juga bisa ditemukan hidup berpasangan atau dalam kelompok kecil. Mereka bergerak lambat di antara cabang-cabang pohon dan menggunakan ekor prehensil mereka untuk membantu menjaga keseimbangan.

  • Makanan:

Binturong adalah omnivora, memakan berbagai jenis makanan, termasuk buah-buahan (terutama buah ara), daun, tunas, dan hewan kecil seperti burung, telur, serangga, serta mamalia kecil.

 

Status Konservasi

  • Populasi yang Terancam:

Meskipun Binturong tersebar di beberapa bagian Asia Tenggara, termasuk Sumatra, mereka menghadapi ancaman serius dari perburuan dan hilangnya habitat akibat deforestasi. IUCN (International Union for Conservation of Nature) mengkategorikan Binturong sebagai spesies yang Rentan (Vulnerable) terhadap kepunahan.

  • Ancaman:

Hilangnya habitat hutan tropis karena ekspansi perkebunan kelapa sawit, penebangan hutan, dan perburuan untuk perdagangan satwa liar menjadi ancaman utama bagi populasi Binturong. Di beberapa daerah, mereka juga diburu untuk diambil daging atau dijadikan hewan peliharaan.

 

Binturong di Bukit Lawang

  • Jarang Terlihat:

Meskipun Binturong ada di kawasan Bukit Lawang, mereka jarang terlihat karena sifatnya yang nokturnal dan arboreal, serta kecenderungannya untuk bersembunyi di dalam kanopi hutan. Ini membuat Binturong menjadi salah satu satwa yang sulit ditemui oleh wisatawan selama trekking di hutan.

  • Peran dalam Ekosistem:

Seperti banyak satwa lain di Taman Nasional Gunung Leuser, Binturong memiliki peran penting dalam ekosistem hutan. Sebagai pemakan buah-buahan, mereka membantu menyebarkan benih di seluruh hutan, yang membantu regenerasi tanaman dan menjaga keseimbangan ekosistem hutan tropis.

 

Upaya Konservasi

Di Bukit Lawang dan kawasan Taman Nasional Gunung Leuser, upaya konservasi difokuskan pada pelestarian habitat hutan hujan tropis yang penting bagi keberlangsungan berbagai spesies, termasuk Binturong. Program edukasi bagi masyarakat lokal dan wisatawan juga dilakukan untuk meningkatkan kesadaran tentang pentingnya melindungi satwa liar dari perburuan dan hilangnya habitat.

Bagikan Ke:

Populer